Diklat Kepala Sekolah Adalah Investasi Jangka Panjang

BANDUNG, MARWITA MAGISWARA: Diklat   Kepala Sekolah (KS)  dan Calon Kepala Sekolah (CKS) merupakan investasi jangka panjang. Oleh karena itu, tidak relevan jika kemudian hanya diukur dari sisi finansial yang  dikeluarkan oleh pihak yayasan untuk menyertakan para KS - CKS untuk  mengikuti program  Diklat ini.
                “Masalah investasi tidak boleh berpikir  jangka pendek! Ini bukan consumer goods  yang tingkat kemanfaatannya tidak pernah berlangsung lama. Diklat KS - CKS  memberikan banyak nilai plus, tidak hanya bagi calon atau kepala sekolah yang mendapatkan kesempatan mengikuti program ini, tetapi yang terpenting adalah nilai manfaat bagi  masa depan sekolah tempat sang peserta diklat berkarya,” ujar salah seorang anggota Diklat Kepala Sekolah Angkatan  IV, berasal dari Surabaya Jawa Timur, Drs. Sinung Harjanto, S.Th, M.A.
                Menurut Sinung, buah diklat yang sangat besar nilainya  berupa  perangkat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai kepala sekolah  selama 300  jam mengikuti program In On Service Learning . Ini butuh perjuangan tidak mudah  dan pengorbanan waktu,  dan tenaga tidak sedikit.  Selama  In service learning (ISL) --memperluas pemahaman dan memperdalam pengetahuan-- juga ada program yang sifatnya On The Job Learning  (OJL) dimana pengetahuan dan informasi yang didapatkan harus benar-benar diimplimentasikan dalam pembelajaran, praktek manajerial , dan kepemimpinan seorang kepala sekolah.
                “In service learning sudah biasa diikuti oleh CKS dan KS di daerah masing-masing ketika mengikuti seminar, lokakarya, atau workshop  yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun lembaga tertentu. Seminar sehari, dua hari, atau tiga hari juga tidak pernah gratis, namun kadang-kadang manfaatnya tidak bertahan lama karena setelah acara selesai,  segala informasi  yang sudah tersimpan dalam kepala menjadi “buyar”  terdesak  tekanan rutinitas hidup dan pekerjaan sehari-hari.,” imbuh Kepala Sekolah SMP Kristen Masa Depan Cerah, Surabaya ini yang juga peserta Diklat KS Marwita Magiswara angkatan IV tahun 2016.
                Keunggulan  pendekatan yang dikembangkan dalam Diklat CKS – KS Marwita Magiswara penggalian dan  pengayaan pemahaman, ketrampilan, dan sikap  yang harus dimiliki seorang  kepala sekolah lebih mengedepankan pengalaman para peserta “experiential learning” . Belum lagi ketika para peserta  harus mengikuti OJL di sekolah sendiri maupun sekolah magang,  teori-teori yang didapatkan selama in service learning harus dipraktekkan secara terstruktur  dibawah pendampingan para master trainers.  Jop
                 


Copyright © Marwitamagiswara.org. All Rights Reserved