Jauh-jauh Dari Banggai,Sulteng Tidak Ingin Sia- sia

BANDUNG, MARWITA MAGISWARA: Kisah asal-usul para peserta Diklat CKS – KS Marwita Magiswara (MM) sangat beragam dari yang terdekat --Kota Bandung, Kota dan  daerah di Pulau Jawa--, hingga dari  luar pulau seperti  Muhadi yang  merupakan  salah-satu peserta yang berasal dari Banggai, Sulawesi Tengah yang membutuhkan sekitar  2 hari 3 malam perjalanan darat  ke Kota Makasar.
                “Untung bagi warga Banggai belum lama  ini pemerintah telah membangun bandara di Kota Luwuk sehingga meski lebih mahal warga daerah ini tidak terlalu kesulitan ketika harus melakukan perjalanan ke kota-kota di Pulau Sulawesi atau keluar pulau. Dari Bandara Luwuk ada juga penerbangan langsung menuju Kota Bandung sehingga sangat dimudahkan ketika harus mengikuti ISL 1, ISL 2, OJL 1, OJL 2, dan OJL 3 dimana peserta harus datang ke Bandung,” ujar Kepala Madrasah Aliyah Darul Ulum Toili, Banggai, Sulawesi Tengah, dengan nada optimis di tengah-tengah kegiatan ISL 2 baru-baru ini.
                Baginya kehadiran Marwita Magiswara dapat diibaratkan “dewa penolong” yang sangat besar jasanya untuk kelangsungan lembaga pendidikan yang merupakan rintisan dari sang orang-tua yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Sesuai amanah dari keluarga, Muhadi dipercaya untuk melanjutkan dan membesarkan lembaga  pendidikan yang telah banyak membantu warga setempat terbebas dari buta aksara dan sebagian generasi muda mendapatkan kesempatan mengecap pendidikan lanjutan yang lebih baik di luar Kota Banggai.
                Jauh-jauh dari pelosok Pulau Sulawesi Muhadi mengaku mendapatkan apa yang diimpikan selama ini. Perangkat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai kepala sekolah tersaji lengkap dalam modul yang sudah disiapkan oleh Marwita Magiswara. Para master trainers tidak hanya mempunyai kapasitas mumpuni dalam bidangnya masing-masing,  tetapi mereka  juga merupakan role model dalam segala aspek kepribadian bagi para peserta.  Demikian halnya fasilitas dan sarpras  tempat pelatihan merupakan aspek lain yang bisa dijadikan contoh dalam pembenahan sarpras setelah para peserta kembali ke asalnya masing-masing.
                Upaya untuk mendapatkan informasi tentang Marwita Magiswara bagi Muhadi mempunyai kisah tersendiri. “Beberapa  tahun sebelumnya saya pernah mengikuti seleksi CKS dari Sudin Dikbud setempat dan lolos. Sayang dijenjang Provinsi seakan-akan digantung karena tidak pernah mendapatkan informasi tentang hasil seleksi yang telah saya dijalani bersama dengan teman-teman dari daerah Banggai dan Sekitarnya. Saya tidak ingin  sia-sia jauh-jauh dari Banggai ke Bandung!” imbuh Muhadi tidak bisa menyembunyikan rasa kesal mengenang kejadian yang dialami beberapa tahun silam. Jop.


Copyright © Marwitamagiswara.org. All Rights Reserved