Memenej dan Memimpin Sekolah Tidak Boleh Trial and Error

BANDUNG, MARWITA MAGISWARA: Selama enam bulan lebih mengikuti program Diklat KS  di Marwita Magiswara Lusia Sri Handayani, S.Pd., dari SMA St. Thomas Tangerang (Keuskupan Agung Jakarta)  mengaku masih terusik dengan istilah kepala sekolah adalah guru yang sekedar mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah.  Regulasi “Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010” memang bunyinya begitu, tetapi realitasnya di lapangan tidak demikian, karena tugas seorang kepala sekolah pasti lebih berat dari rata-rata tugas yang dibebankan kepada para guru!
                “Saya semakin sadar bahwa tugas tambahan sebagai kepala sekolah sangat berat dan masalah-masalah yang dihadapi sekolah dewasa ini semakin kompleks. Bahkan dapat dikatakan mati hidupnya sebuah sekolah sangat ditentukan oleh sang nakodanya yakni kepala sekolah. Ibarat kapal mengarungi samudra, sang kepala sekolah harus mengetahui  tujuan, paham kemampuan anak buahnya, hingga bagaimana kondisi mesin atau layar  agar kapal selamat sampai tujuan,” ujar perempuan asal Bantul, Yogyakarta tersebut.
                Melalui Diklat Kepala Sekolah di Marwita Magiswara ini,  Lusia semakin paham bahwa seperangkat  kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sangat banyak. Untuk dapat mengimplementasikan kompetensi-kompetensi tersebut –kepribadian, manajerial, sosial, kewirausahaan, dan supervisi—tidak cukup hanya dikerjakan seolah sekedar pekerjaan tambahan (sambilan), tetapi harus dengan totalitas dan komitmen yang tinggi. Itu sejatinya sudah dipraktekkan  secara penuh selama menyelesaikan program In On In Service Learning yang membutuhkan waktu tidak kurang dari 300 jam dalam pendampingan penuh para master trainers.
                Baginya ketika sudah berada di tengah-tengah komunitas sekolah bukan lagi berpikir tentang teori atau angan-angan, tetapi pekerjaan dan  permasalahan yang kadang-kadang membutuhkan eksekusi dan  jawaban segera pada saat itu juga! Berada dalam sebuah komunitas yang terdiri dari beragam karakteristik  guru dan tenaga kependidikan lain, juga menuntut perlakuan yang berbeda pula untuk  masing-masing pribadi yang bersangkutan menuju tujuan yang telah disepakati bersama.  Dia wanti-wanti akan  fatal akibatnya jika menjadi kepala sekolah  hanya berbekal modal nekat  trial  and errorJop.


Copyright © Marwitamagiswara.org. All Rights Reserved