Diklat Merdeka Belajar Berbasis ICT
Momennya Tepat

BANDUNG, MARWITA MAGISWARA - Setiap peristiwa selalu ada hikmahnya. Diklat Merdeka Belajar Berbasis ICT di Marwita Magiswara dari tanggal 13 Maret sampai dengan 20 Maret 2020 dapat dikatakan diklat yang paling berat karena bersamaan dengan itu sedang terjadi pandemi Covid 19 (Virus Corona) yang juga mewabah di Indonesia.
Ini ternyata dirasakan oleh semua peserta, bahkan ada dua peserta dari Jakarta yang membatalkan keberangkatan karena alasan kesehatan. Pihak panitia diklat sebenarnya sudah mengatisipasi agar tidak terjadi hal buruk yang dapat menimpa peserta, selama mengikuti kegiatan diklat.
Ketika para peserta mulai memasuki kompleks Pusdiklat sudah disambut petugas dengan menyodorkan hand sanitizer dan perangkat pengukur suhu badan. Selama kegiatan diklat secara rutin ada dokter yang melakukan visitasi  “Sepertinya pihak Pusdiklat ingin memastikan bahwa seluruh peserta diklat yang datang dari berbagai daerah pelosok Indonesia terjamin kesehatannya selama mengikuti program diklat yang berlangsung selama 7 malam 8 hari.” Papar Markus yang diutus  Yayasan Salib Suci mewakili SD Santo Yusup Bandung.
Kegiatan awal diklat banyak diantara peserta yang nampak gelisah karena ingin tahu kondisi sekolah yang ditinggalkan. Apalagi banyak peserta adalah kepala sekolah yang harus memberikan advise kepada wakil yang mendapatkan mandate untuk mengambil keputusan-keputusan penting di sekolah selama tidak ada kepala sekolah.
Hampir merata sekolah-sekolah di seluruh  tanah air secara serentak mengikuti anjuran pemerintah untuk  meniadakan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah selama 2 minggu.  Masalahnya apa yang harus dilakukan para guru? Satu-satunya jalan keluar adalah dengan menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh (e-learning), tetapi banyak guru belum menguasai, karena  kepala sekolah sendiri sedang diklat untuk dapat menguasi system pembelajaran jarak jauh dan bagaimana menyiapkan materi pembelajarannya. Sun.


Copyright © Marwitamagiswara.org. All Rights Reserved